Sabtu, 28 Februari 2009

Rabu, 25 Februari 2009

UNTUK GURU TIK MAS WIED

Pelajar SMP 8 Yogyakarta
Kelas 9-9
No 31

Selasa, 17 Februari 2009

TENTANG KEBERSIHAN

Sebenarnya menjaga kebersihan lingkungan adalah suatu hal yang pokok sama halnya dengan kebutuhan akan makanan,pakaian dan tempatinggal. Bila kita mempunyai fisik yang lemah tidak perlu dengan pekerjaan yang berat-berat, lakukanlah hal-hal kecil yang setidaknya dapat mengurangi resiko akibat dari adanya sampah seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon untuk mengurangi polusi serta agar sedap di pandang mata,menyapu lingkungan yang kotor, serta mengingatkan orang yang membuang sampah sembarangan bisa dengan slogan yang di tempel di dinding atau membuat poster berkaitan dengan kebersihan.

DEFINISI

1. Definisi Kebersihan ( www.wikipedia.com ensiklopedia bebas bahasa Indonesia ) Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.

PENDAHULUAN

Tentu saja kita sudah tidak asing lagi mengenai kebersihan. Banyak media cetak ataupun elektronik yang selalu memuat berita tentang kebersihan, bahkan tidak jarang kebersihan menjadi tajuk utama dalam sebuah berita. Namun apakah kita sudah benar-benar paham mengenai hal itu ? atau malah kita sama sekali belum melaksanakan himbauan kebersihan tersebut ? hal ini sungguh sangat di sayangkan mengingat jogja adalah sebuah kota adiluhung yang mempunyai slogan “ JOGJAKU BERSIH” yang selalu di gembor-gemborkan di dalam setiap kesempatan.

Lalu bagaimanakah sesungguhnya kebersihan itu ? Ada banyak pendapat tentunya mengenai hal ini. Bahkan kebersihan itu sendiri di bagi menjadi beberapa macam seperti kebersihan lingkungan, kebersihan tubuh, kebersihan mulut dan gigi dan lain-lain. Namun dari semua itu yang paling penting adalah kebersihan lingkungan. Mengapa ? Karena kebersihan lingkungan turut mengatur berbagai sendi kehidupan serta turut berpengaruh pada kesehatan tubuh manusia.

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Apa akibatnya jika kita mengabaikan kebersihan lingkungan ?

Bukan hal yang mustahil jika ekosistem alam pun akan terganggu contohnya yang sering terjadi adalah banjir dan tanah longsor. Mengapa terjadi banjir ? Hal itu dapat di sebabkan oleh adanya sampah yang di buang secara sembarangan sehingga menyumbat got atau mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga menyebabkan tidak bisa maksimal lagi menampung air. Jika arus banjir terlalu deras dan tidak adanya pepohonan yang dapat menyerap air serta akar pohon yang tidak dapat menahan tanah akibat penggundulan hutan walhasil tanah pun menjadi renggang sehingga rawan longsor. Kalau sudah begitu siapa yang dirugikan ?

Oleh karena itu sangat penting kiranya jika kita mengetahui tentang seluk beluk kebersihan lingkungan. Selain mendapat pengetahuan serta perkembangan kebersihan lingkungan, kita pun dapat memulai hidup bersih mulai dari sekarang. Tiada kata terlambat asalkan ada kemauan untuk merubahnya. Sekecil apapun tindakan yang kita lakukan untuk lingkungan akan memulai sebuah tindakan perubahan besar dunia.

RUMUSAN MASALAH

RUMUSAN MASALAH


1. Secara umum di Kota Yogyakarta masih banyak di temui orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Hal tersebut dapat di buktikan dengan banyaknya sampah yang berserakan di jalanan. Keadaan itu dapat menimbulkan berbagai macam masalah terutama adalah menimbulkan bau tidak sedap, memberikan kesan kotor, dan mengundang berbagai macam hewan penyebab penyakit seperti tikus,lalat,dan nyamuk. Keadaan tersebut di perparah dengan adanya sikap acuh tak acuh dari masyarakat sekitar.

2. Minimnya sosialisasi dari petugas kebersihan kota mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Keadaan tersebut menyebabkan masyarakat menjadi kurang peduli pada lingkungan.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat. Hal ini memiliki andil yang besar dalam pelaksanaannya. Bagaimana mungkin akan akan tercipta sebuah lingkungan yang bersih sementara masyarakatnya sendiri enggan untuk menjaga kebersihan lingkungannya sendiri.

4. Tingkat ketergantungan yang tinggi pada petugas kebersihan. Kebanyakan masyarakat menganggap rendah pekerjaan ini sehingga mereka berpendapat bahwa mengurusi sampah adalah tugas mereka. Faktor lain seperti merasa jijik, bau, dan malu untuk mengurusi sampah juga turut mempengaruhi hai ini.

5. Kurangnya pengawasan serta tidak efektifnya peraturan pemerintah juga menyebabkan peraturan tersebut tidak bisa berjalan dengan lancar.

DASAR TEORI

DASAR TEOR

Pendapat tokoh kebersihan lingkungan masyarakat

Kecintaan Teti Suryati, kelahiran Garut, 18 April 1961, pada tanaman dan lingkungan mendorongnya gencar menyosialisasikan pengolahan sampah menjadi kompos. Ia berpendapat bahwa dampak kerusakan lingkungan dapat di tekan dengan mendaur ulang sampah organik yang biasanya menjadi limbah rumah tangga. ( Harian KOMPAS )

1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 45 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan laporan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantapan Lingkungan Hidup (RPL)

2. Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

HIPOTESIS

HIPOTESIS :

  1. Lingkungan masyarakat yang kotor di sebabkan oleh ketidak adanya kepedulian dari masyarakat.
  2. Lingkungan yang kotor membuktikan bahwa kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan masih rendah
  3. Lingkungan yang kotor menyebabkan berbagai macam masalah seperti timbulnya bau yang tidak sedap.

DATA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS DATA :

a. Jalan Cornelis Simanjuntak : Keadaan lingkungan di sekitar jalan C. Simanjuntak tergolong cukup kotor. Hal ini dapat dibuktikan dengan : Masih banyaknya sampah yang berserakan di sekitar tempat pembuangan sampah di dekat persimpangan menuju jalan kahar muzakir sehingga menyebabkan genangan air yang menimbulkan bau tidak sedap, banyaknya sampah plastic di dalam got drainase yang berada di sekitar Wisma Hartono, rusaknya sebagian badan trotoar akibat di makan usia serta ulah PKL yang mendirikan bangunan liar, banyaknya PKL yang membuang limbah cair ke pinggir jalan sehingga menyebabkan jalanan menjadi becek, menimbulkan bau menyengat, membuat trotoar menjadi hitam,terlihat kumuh serta padat sehingga mengganggu pejalan kaki yang memanfaatkan tempat tersebut.

b. Jalan Kahar Muzakir : Keadaan lingkungan di sekitar jalan Kahar Muzakir tergolong cukup kotor. Hal ini dapat di buktikan dengan : Banyaknya sampah yang berserakan di sekitar tempat pembuangan sampah di samping warung telkom sehingga menyebabkan pemandangan tidak sedap dan bau menyengat, got drainase di sekitar sekolah yang penuh dengan sampah baik sampah organic seperti daun-daun kering maupun plastic, serta dinding sekolah yang penuh dengan coretan akibat dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.

KESIMPULAN

Kesimpulan :

1. Lingkungan yang kotor menyebabkan berbagai macam masalah seperti menimbulkan genangan air kotor, bau yang menyengat dan tidak sedap, menarik banyak serangga penyebab kuman penyakit seperti tikus dan lalat, memunculkan kesan kotor,kumuh,dan tidak sedap di pandang mata, serta mempermudah penularan berbagai macam penyakit

2. Ulah para Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki andil yang cukup besar, terbukti lingkungan yang jarang terdapat PKL lingkungan sekitar cenderung lebih bersih. Selain itu sebagian PKL yang kurang bertanggung jawab biasanya sering melakukan pengrusakan fasilitas dan prasarana umum seperti melubangi trotoar untuk mendirikan tenda-tenda liar, mendirikan bangunan semi-permanen di sekitar trotoar, serta mengganggu para pejalan kaki atau pengguna jalan.

3. Lingkungan yang kotor memunculkan kesan bahwa masyarakat sekitar cenderung acuh tak acuh dalam menjaga lingkungan serta memunculkan anggapan bahwa masyarakat sekitar hanya menggantungkan tanggung jawab kebersihan pada petugas kebersihan.